MAKALAH BAHASA INDONESIA UNSUR KALIMAT POLA KALIMAT DASAR KALIMAT DAN JENIS KALIMAT


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………….    i
DAFTAR ISI…………………………………………    ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………   3
A.   Latar belakang masalah………………………     3
B.   Rumusan masalah………………………………. 3
C.   Tujuan…………………………………………     3
BAB II PEMBAHASAN……………………………    4
A.   Pengertian unsur kalimat………………………   4
B.   Pola kalimat dasar……………………………      7
C.   Jenis kalimat dasar…………………………….    7
BAB III PENUTUP………………………………….   14
A.   Kesimpulan……………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A.C. (2002) pkknya kualitatif: Dasar-Dasar merancang dan melakukan      
Penelitian kualitatif.  Bandung: Dunia pustaka jaya
Iswara,  P.D. (2000)  variasi p la kalimat dan keterbacaannya. Tesis pada pr gram pascasarjana UPI Bandung.

Sant s ,Azis. (2008) penelitian p la kalimat Bahasa ind nesia.www.g  gle.c m.(2011) pada program pascasarjana UPI Bandung.








BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan antara lain karena dengan perantaradan kalimatlah seorang guru atau dosen dapat menyampaikan maksud secara lengkap dan jelas. Satuan bentuk bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai pada ttaran kalimat adalah kata (mis. tidak ) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan suatu maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan dalam kalimat minor atau merupakan jawaban sebuah pernyataan. Untuk dapat berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu sturuktur dasar suatu kalimat.

B. Rumusan Masalah
1.      .Apa saja unsur-unsur dalam kalimat?
2.       Bagaimana  susunan pola kalimat dasar?
3.      Apa saja yang menjadi pembagian dalam  jenis kalimat?
4.      Apa itu kalimat inti dan inti kalimat?
5.      Apa itu kalimat efektif?
6.      Apa saja yang menjadi kesalahan dalam kalimat?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam kalimat.
2.      Untuk mengetahui susunan pola kalimat dasar.
3.      Untuk mengetahui pembagian jenis kalimat.
4.      Untuk mengetahui kalimat inti dan inti kalimat.
5.      Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif.
6.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kesalahan dalam kalimat efektif.

                                                                                                                      
BAB II
PEMBAHASAN
KALIMAT

A.    Unsur-unsurKalimat
 
           Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket)[1][1]. Kalimat
Bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P dan yang
Lainya .
ü  Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Subjek (S)  
            Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal, kata kerja /frasa verbal, dan klausa. Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a.       Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b.      Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c.       Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).

2.  Predikat(P
            Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action)

apa S, yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat. Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun  sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva, tetapi dapat juga numeral, nominal atau frasa nominal. Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana, mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal)
3. Objek (O)
      Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Objek biasanya diisi oleh nominal, frasa nominal atau klausa. Letak Objek (O) selalu di belakang  P yang berupa verba transitif, yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap  tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).

4. Pelengkap
     
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal. Posisi ini juga bisa ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama, yaitu nominal atau frasa nominal. akan tetapi, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Contoh :
ü  Ketua MPR //membacakan //Pancasila.         
                     S                       P                      O

ü  Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
                       S                        P                      Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pelengkap dan O-nya sama-sama nominal Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai berikut :
ü  Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
                      S                    P                       Ket        

                                                                                                                                                
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol  (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila sabagai Pelengkap pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).                                                                                                                  
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya. Pel bisa diisi oleh adjektiva, frasa adjektif, frasa verbal, dan frasa preposisional. Contoh :
a. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b. Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c.  Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d. Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).


5.   Keterangan.          
               Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pelengkap dan klausa dalam sebuah kalimat. Pengisi Keterangan adalah adverbial, frasa nominal, frasa proposisional, atau klausa. Posisi keterangan boleh dimana saja, di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh:
a.       Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b.      Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c.       Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
       Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu, tempat, cara, alat, alasan/sebab, tujuan, similatif, dan penyerta. Contoh :
a.       Aulia memotong tali dengan gunting (Ket. Alat)
b.      Mahasiswa fakultas hukum berdebat bagaikan pengacara (Ket. Similatif)
c.       Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus ujian (Ket. Sebab)
d.      Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati (Ket. Cara)
e.       Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya (Ket. Penyetar                                                                                                                                           

B.  Pola kalimat dasar           
     
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S, P, O, Pelengkap dan keterangan.
        Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia. Keenam tipe kalimat itu tercantum dalam tabel berikut :
Tipe dan fungsi
Subjek
Predikat
Objek
Pelengkap
Keterangan
1. S-P
Orang itu
Saya
sedang tidur
mahasiswa baru
-
-
-
-
-
-
2.S-P-O
Ayahnya
Rani
mengendarai
mendapat
mobil baru
piagam
-
-
-
-
3.S-P-Pel
Beliau
Pancasila
menjadi
merupakan
-
-
ketua koperasi
dasar negara kita
-
-
4.S-P-Ket
Kami
Kecelakaan itu
tinggal
terjadi
-
-
-
-
tahun 1999
5.S-P-O-Pel
Hasan
Diana
mengirimi
mengambilkan
ibunya
adiknya
uang
buku tulis
-
-
6.S-P-O-Ket
Pak Bejo
Beliau
menyimpan
memperlakukan
uang
kami
-
-
di bank
dengan baik

C. Jenis Kalimat Dasar        
           
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan predikatnya, dan (e) sifat hubungan aktor-aksi.

1. Jenis Kalimat menurut Jumlah Klausanya        
  
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibentuk atas dua macam, yaitu (1) kalimat tunggal dan (2) kalimat majemuk.                                                                                   7

(a)   Kalimat Tunggal
           Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas
. Hal itu berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal. Unsur P adalah sebagai penanda klausa. Unsur S dan P memang selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat. Adapun O, Pelengkap dan Keterangan sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.       
    Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya,
kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya, yaitu nominal, adjektiva, verbal, dan numeral. Contoh :
1.      Kami mahasiswa Universitas Mathla’ul Anwar (kalimat nominal)
2.      Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva)
3.      Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
4.      Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral)
(b)   Kalimat Majemuk
       
     Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu
(1)    Kalimat majemuk setara/koordinatif
        Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara
. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak. Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:                       
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
1.  Penghubung
Menyatakan penjumlahan atau gabungan kejadian, kegiatan, peristiwa, dan proses
Dan, serta, baik, maupun
2. Pertentangan
Menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
Tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
3. Pemilihan
Menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
Atau
4. Perurutan
Menyatakan kejadian yang berurutan
Lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
·                     Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
·                                             Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
·                                             Sinta cantik, tetapi sombong.
·                                             Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 30

(2)   Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif          
               Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal :
a.       Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
b.      Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru. Anak kalimat ditandai  pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma)

            Berikut tabel jenis hubungan antarklausa, konjungtor, dan fungsinya dalam kalimat majemuk bertingkat.
Jenis Hubungan
Kata Penghubung
a. Waktu
sejak, sedari, sewaktu,
sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. Syarat
jika(lau), seandainya,
an-daikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
c. Tujuan
agar, supaya, untuk, biar
d. Konsesif
walau(pun), meski(pun), sekalipun, biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)
e. Pembandingan
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat
f. Penyebaban
sebab, karena, oleh karena
g. Pengakibatan
sehingga, sampai-sampai, maka
h. Cara/alat
dengan, tanpa
i. Kemiripan
seolah-olah, akan
j. Kenyataan
Padahal
k. Penjelasan
Bahwa
l. Hasil
Makanya

Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif :
1.      Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan penciptaan kader-kader yang  tangguh.
2.      Ketika memberikan keterangan, saksi itu meneteskan air mata.
3.      Pembangunan rumah susun itu memerlukan penelitian sebab beberapa unit rumah susun belum berpenghuni.
4.      hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
5.      Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM,  kita berharap kegiatan ekonomi tidak lesu lagi.
6.      Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan memilih pengurus baru.
7.      Tempat itu kotor, makanya dia malas kalau disuruh ke situ                                
8.      Dia diam saja seakan-akan tidak tahu kesalahannya.
9.      Semangat belajarnya tetap tinggi meskipun usianya sudah lanjut.
10.  Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

2.      Jenis kalimat Menurut Fungsinya
            Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam, yaitu : (1)kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya (interogatif), (3) kalimat perintah (imperatif), dan (4) kalimat seru (ekslamatif)
(a)   Kalimat Berita (Deklaratif) 
             Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai  untuk menyatakan suatu berita.  Ciri-ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas, boleh langsung atau tak langsung, aktif atau pasif, tunggal atau majemuk, berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik (.). Contoh :
1.       Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
2.       Perayaan HUT RI 63 berlangsung meriah.

      (b)   Kalimat Tanya (Introgatif)       
                  Kalimat tanya adalah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi. Ciri –ciri kalimat tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya (?), berintonasi naik dan sering pula hadir kata apakah, bagaimana, dimana, siapa, yang mana, dll. Contoh :
A.    Apakah barang ini milikmu?
B.     .Kapan adikmu kembali ke Indonesia?
(c)    Kalimat Perintah (Imperatif)    
           
 Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan, kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran. Contoh :
1.      Tolonglah bawa motor ini ke bengkel.(kalimat perintah halus)
2.      Buka pintu itu! (kalimat perintah suruhan)
3.      Jangan buang sampah di sungai itu! (kalimat perintah larangan)
4.      Mohon hadiah ini kamu terima. (kalimat perintah permohonan/permintaan)
5.      Ayolah, kita belajar. (kalimat perintah ajakan dan harapan)
6.      Biarlah dia pergi bersama temannya. (kalimat perintah pembiaraan)                

(d)   Kalimat Seru (Ekslamatif)        
                Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!). Contoh :
1.      Hai, ini dia orang yang kita cari!
2.      Wah, pintar benar anak ini

3.  Jenis Kalimat menurut Kelengkapan Unsurnya 
           Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu : kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).

(a)   Kalimat Sempurna (Mayor)      
                Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas (Cook,197 : 47). Oleh karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa bebas maka kalimat sempurna ini cukup kalimat tunggal dan kalimat  majemuk. Contoh :
1.      Ayah membaca koran. (K.S. dilihat dari kalimat tunggal)
2.      Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah itu. (K.S. dilihat dari kalimat majemuk bertingkat.

b)   Kalimat Tak Sempurna (Minor)
                 Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama sekali. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat pertanyaan, minor dan seruan Contoh :
a.       “Maksudmu?”
b.      “Ayah di Sumatera Utara.”

`4.  Jenis Kalimat menurut Susunan Subjek dan Predikatnya
            Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yaitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
(a)   Kalimat Versi
 
                 Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.Contoh :
1.       Dokter menangani pasien itu dengan baik.                                                                  
2.       Mereka bersalaman.
(b)   Kalimat Inversi
                  Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk pola P-S. Selain merupakan variasi dari pola S-P, ternyata kalimat berpola P-S dapat memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu. Memang kata atau frase yang pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna. Contoh :
1.       Matikan televisi itu
2.       Tidak terkabul permintaannya
5.  Kalimat menurut sifat hubungan aktor-aksi.    
                 Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi menjadi empat yaitu : (1) kalimat aktif, (2) kalimat pasif, (3) kalimat medial dan (4) kalimat resiprokal.

(a)   Kalimat Aktif      
                  Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook,1971 : 49). Kalimat aktif umumnya berawalan  me- dan ber- pada P-nya. Contoh :
1.      Anto mengambil buah mangga.
2.      Adik bermain bola.

(b)   Kalimat Pasif
             
Kalimat pasif adalah kalimat kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan / tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di- , ter- , ke-an. Contoh :
1.      Piring dicuci Anita.
2.      Adik terjatuh di kamar mandi.
3.      Suaranya kedengaran ke sana.

c)    Kalimat Medial
         
  Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai penderita (objek). Contoh :
1.      Dia menghibur dirinya.
2.      Wanita itu menggantung dirinya sendiri.
3.      Mereka menyusahkan diri sendiri.
   
(d)   Kalimat Resiprokal        
                  Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang berbalas-balasan. Contoh :
1.      Saya sering tukar-menukar buku dengan si Joni.
2.      Para pembeli ramai tawar-menawar dengan para pedagang  
                                                                                                                     
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

            Dari pembahasan tentang kalimat maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1.      Kalimat merupakan bagian ujaran/tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P) dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran/tulisan itu sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya, atau perintah).
2.      Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan predikatnya, dan (e) sifat hubungan aktor-aksi.
3.      Kalimat inti berbeda dengan inti kalimat. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
4.      Dalam kalimat kita akan menemui beberapa keasalan atau ketidakefektifan. Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya : (1) kalimat kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat, (3) gejala pleonasme dalam kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam kalimat.

Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1)   Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
o  Mereka / sedang bekerja.
     S                    P (kata kerja)                                                                                      15
o  pamannya / pemain bola.
     S                 P (kata benda)
o  Gambar itu / bagus.
      S                P (kata sifat)
o  Peserta penataran ini / empat puluh orang.
             S                                  P (kata bilangan)
2) Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / strategi penyerangan.
      S                   P                             O
3)  Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Budi / beternak / ayam.
  S               P          Pel.
4)  Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

Dia / mengirimi / saya / surat. 
 S           P             O       Pel.

5)  Kalimat Dasar Berpola S P K                                                                                         
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
     S            P                   K
6) Kalimat Dasar Berpola S P O K                         
                                                                                                                                                 16
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
    S              P                  O                   K
7)   Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
    S           P          Pel.              K
8)  Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
  S           P              O         Pel.      Ket.










                                                                  


                            








                                                                                                                                                                                          



                                                                                                                                                                                   4
Previous
Next Post »

1 comments:

Click here for comments
Julian134
admin
17 September 2022 at 06:50 ×

bagaimana kok ga adda catatan kakinya

Congrats bro Julian134 you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar

MAKALAH PERANAN PERS, FUNGSI DAN PERAN SERTA PERKEMBANGAN PERS DALAM PERTUMBUHAN INDONESIA

KATA PENGANTAR Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehi...